Makna Sedih yang Sesungguhnya

ARTIKEL KE 712  

SEDIH ITU...

Tak ada orang yang gak pernah sedih karena kita adalah mahluk yang emosinya berubah-ubah tergantung kondisi yang dialaminya..
Tapi tahukah makna sedih yang sesungguhnya?
Sedih itu..
Ketika kita dibangunkan Allah pada malam hari, namun diri lebih memilih nikmatnya tidur lagi dari pada mengambil air wudhu lalu bersimpuh sujud di hadapan-Nya.

Pasti kejadian ini banyak yang mengalami. Terbangun di tengah malam, biasanya karena kebelet pipis, kehausan, suara ribut ataupun karena mimpi buruk. Tapi berapa banyak diantara kita yang alih-alih kembali ngorok malah memanfaatkan kesempatan itu buat shalat malam?
Nyadar gak sih, kalo Allah sebenarnya ngasi kita kesempatan buat nambah pahala tapi kita gak melakukannya.. Pahala shalat malam / tahajud itu luar biasa. Tapi kita memilih buat melewatkan kesempatan itu. 
Betapa ruginya kita...!!


Sedih itu....
Ketika kita sedang naik mobil pribadi, lalu ada panggilan azan menggema di salah satu rumah Allah, namun diri lebih memilih melanjutkan perjalanan hingga shalat berjamaah terlewatkan.

Seringkali kita malas buat menepi hanya buat dapetin 27 kali lipat pahala shalat berjamaah. Alasannya banyak, diantaranya susah dapat parkiran, nanggung bentar lagi nyampe rumah, mending shalat di rumah aja ato susah buat menepi karena jalanan lagi rame dan macet...
Padahal Allah ngasi kita kesempatan dan lagi-lagi kita melewatkannya.
Sementara ada orang di tempat lain yang rela melepas rezeki 100 juta rupiah demi shalat berjamaah. Betapa mahalnya harga shalat berjamaah itu..

Sedih itu....
Ketika kedua orang tua masih ada tapi kita kurang mempedulikannya. Ketika mereka telah tiada, baru menyesal sejadi-jadinya.
Berapa waktu telah terlewat tanpa sempat kita menelpon ibunda, menggembirakan ayahanda dan menyenangkan mereka berdua. Seringkali kesibukan kerja mengalihkan perhatian kita dari mereka. Meski mereka udah seringkali bilang kalo rindu ingin bertemu tapi kita malah nyuekin..
Bagi kita mereka adalah prioritas kesekian dari semua prioritas penting dalam hidup kita.. Tau gak sih kalo kitalah yang jadi prioritas dalam hidup mereka, sehingga dalam doa-doanya ada nama kita di sana..
Doa yang penuh keajaiban karena gak ada batas dengan Penciptanya..

Sedih itu....
Ketika dititipi rezeki yang banyak, harta melimpah, materi membuncah oleh-Nya, tapi fakir miskin dilupakan. Ketika diri ditimpa kesempitan, baru berharap punya harta melimpah agar bisa bersedekah. Harapan yang sia-sia...

Padahal Allah menitipkan rezekiNya di tangan kita agar bisa memberi manfaat bagi banyak orang, terutama mereka yang rezekinya kurang dan ditimpa kesusahan. Tapi kita memilih mengabaikanNya. Begitu pelitnya kita..merasa titipan Allah itu milik kita seorang...

Sedih itu....
Ketika sehat walafiat gak kurang suatu apapun majelis ilmu dilalaikan. Ketika jatuh sakit baru berharap bisa ikut duduk menyimak kajian.

Betapa nikmat sehat membuat kita lalai. Betapa rezeki tubuh yang sempurna bikin kita pongah dan lebih memilih melakukan hal yang sia-sia, gak bermanfaat dan gak nambahin timbangan pahala....
Rugi serugi-ruginya, ketika tubuh didera penyakit mematikan baru ingin berubah.. Masihkah cukup waktu sebelum ajal datang menjemput?

Sedih itu....
Ketika dapat pasangan hidup yang solehah sukanya dizalimi, hatinya disakiti, nafkah tidak diberi, bisanya hanya mencaci-maki. Setelah ditinggalkan pasangan, merengek minta balikan.

Ketika dapat suami yang soleh, penyayang, sabar dan tanggung jawab malah gak diurus, omongannya gak dianggap dan dipandang sebelah mata sehingga sulit mendapat ridhanya.. Padahal itulah kunci kebahagiaan rumah tangga..
Allah memberi kita pasangan yang melengkapi kekurangan kita tapi kita gak pernah puas dengannya, fokus pada kekurangannya dan kurang mensyukuri kebaikannya...

Sedih itu....
Ketika gelar akademik sudah sampai S1, S2 atau bahkan S3, namun sholat tidak diperhatikan, al-Quran di dalam lemari kaca dimuseumkan, dibiarkan berdebu lama tak tersentuh.

Karena lebih penting ilmu duniawi daripada meraup pahala dari setiap huruf Al Quran yang dibaca. Padahal kesuksesan lebih mudah diraih dengan Al Quran, cuma kita ogah aja.. 

Sedih itu....
Ketika memilih calon pasangan hidup yang diprioritaskan adalah harta dan dunianya, tanpa melihat kepada agama dan akhlaknya.

Sedihnya kalo ternyata pasangan hidup pilihan yang nampak sempurna ternyata hanya bungkusnya yang bagus tapi isinya kosong. Menyesal tak ada guna.. Istri cantik dan sukses tapi tak setia, suami ganteng dan kaya tapi doyan menyakiti hati maupun fisik..

Sedih itu....
Ketika kuat berlari kesana kemari berolahraga, namun hatinya mengeluh saat imam membaca surat al-A'laa yang panjaaaaang dan lama. Seolah-olah terburu-buru mengejar sesuatu yang jauh lebih penting..

Padahal sepenting apa sih dunia jika disebandingkan dengan akhirat??

Sedih itu....
Ketika dunia lebih diprioritaskan dari pada akhirat. Padahal, dunia fana, akhirat kekal abadi. Berlari mengejar dunia dan ninggalin akhirat. Padahal semua yang dikejar itu nantinya akan ditinggalkan. Harta, isteri, anak, kendaraan, posisi, jabatan, pengaruh. Bukankah sia-sia mengejar sesuatu yang nantinya bakal ditinggal juga??


Sedih yang sesungguhnya itu adalah....
Ketika muda berfoya-foya, tua bergelimang dosa, akhirnya mati masuk neraka. 

Sungguh rugi dan sial habis umur, waktu dan energi dengan sesuatu yang gak ada manfaatnya, gak ngefek pada jumlah rezeki dan jumlah pahala..

Pantaslah rezeki kita acakadut karena kita orang yang menyedihkan...
Lalu gimana caranya mengubah kondisi menyedihkan menjadi keuntungan?
Harus bisa mencari penawarnya..
Penawar kesedihan itu adalah....
Dengan memanfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara lainnya, yaitu:
1). Memanfaatkan waktu sehat sebelum datangnya sakit.
2). Memanfaatkan masa muda sebelum datang masa tua.
3). Memanfaatkan waktu luang sebelum datang kesibukan.
4). Memanfaatkan waktu kaya sebelum datang kefakiran, dan..
5). Memanfaatkan hidup sebelum ajal menjemput.
Manfaatkan dengan baik, fokus....
Kapan....??
Sekarang juga...

Wallahu alam..

Comments

Popular posts from this blog

Bolehkah Menolak Rezeki?

Doa Agar Rezeki Tak Terputus

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)