Penerbangan yang Selamat di Tangan Siapa?

Info dasar tentang dunia penerbangan  

Rasa aman itu rezeki yang luar biasa.. Itu sebabnya tulisan pertama di bulan April ini mengulas tentang rasa aman saat naik pesawat.
Bagi anda yang sering naik pesawat pasti seringkali menemukan hal-hal di bawah ini dan mungkin gak paham kenapa kok selalu diulang-ulang? 
Gak heran jika sebagian orang ogah mengikuti aturannya yang entah sadar atau gak sebenarnya membahayakan dirinya dan semua penumpang. Saya pernah naik pesawat dan setelah take off seseorang masih mengaktifkan ponselnya bahkan menerima telepon. Di lain waktu seseorang marah karena oleh pramugari ditegur untuk membuka penutup jendela saat hendak landing...
Semua terjadi karena ketidak pahaman akan aturan..



Mengapa ketika take off dan landing , awak kabin selalu meminta untuk
* menegakkan sandaran kursi,
* menutup meja didepan anda
* penutup jendela harus dibuka
* lalu penumpang yang duduk di deretan pintu darurat harus bebas dari semua tas dan lain lain yang bisa menghalangi?
Karena waktu take off dan landing adalah waktu yang krusial dan berbahaya bagi pesawat. Menurut data 90% kecelakaan pesawat terjadi saat krusial ini
yaitu di 8 menit setelah take-off dan 3 menit sebelum landing.
Sehingga disebut juga "Critical Eleven" (8+3=11)
Saat Critical Eleven ini, penumpang hanya punya waktu 90 detik untuk secepatnya keluar dari pesawat.
Jika gak segera keluar, penumpang bisa mengalami berbagai hal, dari smoke inhalation (menghirup asap), kekurangan oksigen, pesawat terbakar bahkan pesawat tenggelam jika mendarat di air (sinking incase of ditching water landing).

1. Menegakkan sandaran kursi
Satu emergency exit (pintu darurat) di kabin, didesain untuk mengevakuasi sekitar 65 orang dalam kurun waktu satu setengah menit
Menegakkan sandaran kursi apalagi disaat panik, bisa menghabiskan waktu 10 detik, dan disaat evakuasi waktu sedetik itu sudah masalah hidup dan mati.
Biasakanlah untuk menegur penumpang di depan anda jika tidak menegakan sandaran kursinya, karena di saat ada emergency landing (pendaratan darurat), yang akan  terkena dampaknya adalah orang yang duduk di belakangnya, yaitu anda.
Karena anda akan terjebak di kursi anda dan tidak dapat keluar. Sedangkan penumpang di depan anda sudah pasti akan segera lari keluar secepat mungkin supaya bisa selamat.
Dan menegakkan sandaran kursi juga merupakan proteksi terhadap diri sendiri karena dalam keadaan tegak, sandaran kursi terkunci dan akan melindungi punggung kita dari hempasan yang keras pada saat posisi menunduk, memeluk lutut dalam keadaan darurat yaitu saat pesawat melaju dengan sangat cepat.
Pada saat direbahkan walau sudut kemiringannya sedikit saja, sandaran kursi dalam keadaan tidak terkunci sehingga membahayakan diri kita sendiri dan lingkungan kita.

2. Cahaya lampu kabin diredupkan
Bukan hanya soal sanadaran kursi, dalam penerbangan di malam hari, cahaya lampu kabin juga pasti diredupkan..
Alasannya sama, karena dalam waktu 90 detik semua penumpang harus keluar maka tidak ada waktu yang boleh terbuang. Disaat mata terbiasa melihat terang kemudian lampu mati, pasti membutuhkan beberapa saat supaya mata bisa beradaptasi dengan pencahayaan yang gelap...
Itulah sebabnya mengapa lampu sengaja diredupkan supaya mata tidak perlu beradaptasi lagi disaat ada pendaratan darurat.

3. Membuka penutup jendela
Mengapa penutup jendela kabin juga harus dibuka?
Pada saat training pilot dan pramugari ada kelas yang namanya "CRM", kelas tentang komunikasi.
Karena 70% lebih kecelakaan pesawat terjadi karena kurang komunikasi antara semua orang, yaitu antara pramugari, pilot maupun penumpang.
Dalam penerbangan semua informasi yang ada harus dimanfaatkan, termasuk informasi dari penumpang.
Penutup jendela dibuka supaya penumpang bisa melihat keadaan diluar dengan jelas. Misalnya jika ada kebakaran di sayap, kapten tidak bisa melihat, pramugari tidak bisa melihat dari posisi tempat duduknya,  mungkin malah penumpang yang bisa melihat dan bisa memberikan info supaya bisa secepatnya memutuskan "apa yang harus dilakukan"
Atau kalo penerbangan melintasi negara sub tropis, kadang sayap pesawat beku karena es, penumpang bisa melihat dan memberikan info supaya pilot mengetahui dan kita bisa melakukan perbaikan sebelum terbang.

4. Mematikan telepon seluler
Ponsel pun pada saat take off dan landing diharapkan dalam posisi OFF atau sudah dalam posisi flight mode (mode pesawat) dan tidak di operasikan / diutak atik hanya pada saat take off dan landing untuk memberikan kesempatan kepada pilot berkomunikasi dengan lancar tanpa ada hambatan dan distorsi karena gangguan sinyal yang tidak perlu.
Setelah lampu tanda kenakan sabuk pengaman dipadamkan, baru para penumpang diperkenankan untuk menggunakan ponsel dan aneka gadget yang ada di support oleh Wifi pesawat.

5. Toilet kering
Ada alasan kuat mengapa kamar kecil di pesawat lantainya menganut sistem dry lavatory (toilet kering)? Peduli pada kebersihan berimbas pada keselamatan bersama juga.
Lantai pesawat tidak diperbolehkan dibiarkan dalam keadaan basah / banjir / flooding karena banyak kabel dibawah lantai pesawat yang akan korslet bila terkena air. Dan tentu anda tahu kalo ada kabel yang korslet bisa menimbulkan kebakaran pada pesawat.
Mari mulai menghargai individu lain yang akan menggunakan kamar kecil dengan meninggalkan kamar kecil dalam keadaan bersih dan kering

Mati itu di tangan Allah karena ajal kita gak pernah tahu kapan datangnya. Tapi hidup di tangan kita. Bagaimana bisa memanfaatkan kehidupan yang indah ini untuk beribadah dan mencari rezekiNya. Salah satu cara memanfaatkan hidup adalah menuruti aturan yang ada demi keselamatan bersama. Tak ada yang bisa menjamin keselamatan sebuah penerbangan di mana kita ikut di dalamnya tanpa kita semua berpartisipasi dan berikhtiar untuk mematuhi aturan yang ditetapkan. 
Begitu juga dengan rezeki ada aturan yang ditetapkan Allah dan harus kita ikuti untuk mendapatkannya, seperti kita harus ikhtiar (bekerja dan berusaha), menggunakan semua sumberdaya yang kita miliki (ilmu, uang, teknologi) dan mendekatkan diri pada Sang Empunya Rezeki (ibadah, tawakkal, menebar kebaikan). Karena tak ada yang bisa menjamin rezeki kita kecuali kita turut serta berpartisipasi untuk mendapatkannya, tentu saja lewat jalan yang diridhaiNya. Rezeki memang bukan untuk dikejar karena rezeki itu telah dijamin Allah, tapi untuk mendapatkannya tak bisa dengan berdiam diri saja. No pain no gain.. (baca: apakah rezeki kita takdir Ilahi?)

Mari semakin peduli dengan keselamatan kita bersama. Selamat berakhir pekan.

Wallahu alam..

Comments

Popular posts from this blog

Bolehkah Menolak Rezeki?

Doa Agar Rezeki Tak Terputus

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)