Kopi Boleh Pahit, Rumah Tanggamu, Jangan !

ARTIKEL KE 693 

RUMAH TANGGA IBARAT KOPI

Semua pasangan ingin rumah tangganya menjadi rezeki baginya menjadikan rumahnya sebagai surganya. Tapi mencapai itu tidak mudah. Butuh usaha dari kedua belah pihak untuk meramu pernak pernak kehidupan agar enak dinikmati.
Karena berumah tangga itu ibarat ngopi. Takarannya gak melulu pas. Kadang manisnya lebih terasa, suatu waktu pahitnya pun dominan. Ini seringkali gak bisa dihindarkan sehingga kita gak punya pilihan kecuali menikmati saja, sampai suatu ketika kau pun jadi terbiasa.



Ketika rumah tangga sudah jadi candu bagimu, maka percayalah bahwa gak ada regukan yg lebih nikmat di luar sana. Karena kamu udah kecanduan dan kesenangan berada dalam rumah.
Yup, rumah tangga itu ibarat ngopi.
Harga kopi di kafe kelas atas tentu beda dengan harga kopi di warung sebelah, meski kalo sudah dilarutkan dalam cangkir rasanya gak jauh beda.
Karena manusia jaman now yang dibeli bukan semata-mata kopinya, melainkan suasananya (baca : rezeki dalm secangkir kopi)
Karena itu buatlah suasana rumah tanggamu jadi berkelas laksana segelas coffe latte di kafe. Buatlah kebersamaanmu jadi berkualitas setiap waktu. Nikmati suasana yang tercipta dengan penuh cinta.


Berumah tangga itu ibarat ngopi.
Jika kau hanya mau manisnya saja, jangan ngopi, tapi minumlah sirup.
Sirup sebenarnya rasa manis yang dinikmati oleh mereka yang memutuskan untuk hidup membujang alias single aka jomblo. Gak ada pilihan lain selain manis. Memang manis, tapi tentu saja gak senikmat kopi.
Demikian pula jika kau hanya menikmati sensasi pahitnya saja. Jangan ngopi, tapi minumlah jamu. Nah itulah jomblo yang lagi patah hati dan gak bisa move on.

Berumah tangga itu ibarat ngopi.
Yang suka ngopi adalah orang-orang yang terlatih dalam menakar hidup. Istri memanaskan airnya, suami baristanya. Dibutuhkan kerja sama yang cermat mulai dari proses mencampur kopi hingga menghasilkan secangkir kopi istimewa. Orang-orang hanya melihat asap yang mengepul dan aroma yang wangi, tanpa perlu tau gimana berantakannya dapurmu. Biarkan rahasia kelezatannya menjadi rahasia kalian berdia. Urusan rumah tanggamu adalah konsumsi pribadi yang harus dijaga agar tak menjadi konsumsi publik.


Berumah tangga itu ibarat ngopi.
Soal rasa adalah yang utama. Nikmatnya ada di permukaan, ampasnya cukup kau sembunyikan, jika perlu endapkan hingga ke dasar terdalam gelasmu. Jangan kau umbar pada siapapun bahkan ke orang-orang terdekatmu. Susah ataupun senang adalah masalahmu dan jadikan masalah itu sebagai lem perekat, bukannya jadi jurang pemisah. Jika rumah tanggamu ibarat kafe besar, tentu saja konyol membagi rahasia racikanmu kepada konsumen... 


Berumah tangga itu ibarat ngopi.
Kadangkala ada pihak ke tiga yang mencampuri, otomatis menambah gurih, tapi bisa pula sebaliknya. Zat tambahan seperti krimer atau susu bisa melezatkan rasa kopitapi juga bisa membuat rasanya tidak enak. Jika krimer atau susunya kebanyakan, maka berpotensi mengurangi kenikmatan.
Krimer itu bisa berwujud saudara atau ipar-ipar, sementara susu itu anggap saja mertua atau orang tua. Jangan biarkan tangan-tangan tak bertanggung jawab ikut main mengotori dapur rumah tanggamu. Meskipun itu mertua, orang tua, saudara maupun ipar yang sangat kamu hormati dan cintai.
Campuran lain yang mematikan adalah sianida. Kalo yang ini sudah pasti menelan korban. Maka buang jauh-jauh. Pastikan gelasnya bersih sebelum menuang kopi yg baru.

Berumah tangga itu ibarat ngopi.
Kau tentu gak sudi jika ada yg mencoba mengaduk kopi di gelas istrimu. Tapi sebaiknya kembalikan juga pada dirimu, apa kau yakin gak pernah menikmati adukan kopi yg lain? Demikian pula rasa cemburu. Akarnya adalah ketidaknyamanan.
Jangan sepelekan selingkuh-selingkuh kecil, karena itu adalah awal pengkhianatan/selingkuh besar.


Berumah tangga itu ibarat ngopi.
Jangan berharap kesempurnaan pada segelas kopi yang murahan.
Jangan menuntut berlebihan, jika kau sendiri main belakang.
Kau tanamkan pada istrimu definisi setia, sementara kau sibuk menjempol foto profil wanita lain.
Jika bersama, kau bermanja-manja, oh my wife.. Oh my wife..
Tapi jika ia gak ada, kau berasyik masyuk dengan yang lain.
Lalu kesetiaan mana yang kau maksud?


Berumah tangga itu ibarat ngopi.
Kebanyakan ngopi di kafe, niscaya akan membuatmu merasa hambar pada kopi di rumah.
Kebanyakan urusan di luar, biasanya akan membuatmu gak peka pada masalah internal.
Jika istrimu bermuka masam, cari tau jangan hanya diam. Mungkin ia lelah, mungkin pula kau ada salah.
Sekali-sekali, rengkuhlah ia dari belakang, belai rambutnya, dan bisikkan lembut di telinganya:
"Sayang.. Postingan sepatu yang waktu itu kau jempol di online shop, sekarang sudah pre order loh. Mau aku beliin?"

Rumah tangga menjadi rezeki itu pilihan. Maka pilihlah untuk menjadikan rumah tanggamu bahagia dengan melakukan upaya-upaya tertentu menuju ke sana. Jangan takut dengan masalah karena tak ada rumah tangga tanpa masalah. Bagaimana kita bisa hidup dengan bersandar pada solusi masalah, bukan pada masalahnya...
Kopi boleh pahit, rumah tanggamu jangan..


Wallahu alam...

Comments

Popular posts from this blog

Bolehkah Menolak Rezeki?

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Doa Agar Rezeki Tak Terputus