Apapun Bisa Diwujudkan

ORANG INI LUAR BIASA.  

Kisah Pemuda Pekalongan yang Mengharukan.
Mochammad Khamim Setiawan (28) bukan nama terkenal, bukan artis, bukan politisi dan bukan pejabat terkenal, dia bukan siapa-siapa.
Bukan juga orang kaya atau orang penting di negeri ini. Sehingga membaca namanya bisa saja diabaikan.
Dia hanyalah pemuda biasa asal Pekalongan.
Tapi keberanian dan semangatnya, sampai membuat orang luar negeri terperangah.
Ya, nama Mochammad Khamim Setiawan tiba-tiba nongol di media yang berbasis di Dubai, Khaleejtimes. Apa yang dilakukannya?


Luar biasa dan mengharukan yang dilakukan Khamim ini.
Dia bertekad naik haji dengan jalan kaki, dari Pekalongan ke Arab Saudi! Wow, mana mungkin!! Begitu mungkin pikiran saya dan kebanyakan dari kita.
Khamim memulai perjalanannya dari Pekalongan pada 28 Agustus 2016 lalu. 
Ia melewati berbegai negara dengan berjalan kaki, terkecuali menyeberangi lautan atau selat, yang tak mungkin dilakukannya tanpa naik ferry atau kapal.
Istirahat di masjid, menumpang di rumah orang yang bermurah hati, sampai bermalam di hutan sudah biasa ia lakukan.
Tak disangka, usahanya yang terkesan mustahil itu, tak lama lagi membuahkan hasil.
Pada 19 Mei 2017, ia telah tiba di Abu Dhabi, Uni Emirat arab.
Kepada Khaleej Times, Khamim menceritakan perjalanannya.
Khamim meyakini bahwa berjalan kaki adalah keutamaan dalam menunaikan ibadah haji. 
Ini yang menjadikan alasan baginya untuk melakukan perjalanan dahsyat ini. 
Menguji kekuatan fisik dan spiritual merupakan alasan utamanya untuk berjalan kaki.
Yang luar biasa lagi, selama perjalanan, Khamim menjalankan ibadah puasa setiap hari. (baca : 3 amalan yang pahalanya unlimited)
Kebiasaan berpuasa setiap hari, kecuali di hari besar agama Islam, telah ia lakukan selama lima tahun terakhir. 
Kondisinya yang berpuasa, membuatnya hanya berjalan di malam hari.
Dalam kondisi fisik yang baik, ia dapat menempuh perjalanan sepanjang 50 kilometer dalam semalam.
Bila ia lelah, ia 'hanya' bisa menempuh 15 kilometer.
Allah seakan melindungi Khamim.
Selama perjalanan ini, ia hanya dua kali mengalami sakit yaitu ketika ia di Malaysia dan India.
Khamim tak membawa banyak uang.
Tapi nyatanya, ia kerap mendapat bantuan tak terduga di jalanan.
Yang mengharukan, ia juga kerap mendapat bantuan dari orang yang berbeda agama.
"Saya tak pernah meminta-minta, namun saya selalu bertemu orang yang memberi makanan dan bekal lain," jelasnya.
"Saya disambut di kuil Budha di Thailand, diberi makanan oleh warga desa di Myanmar, bertemu dan belajar dengan ilmuwan muslim berbagai negara di sebuah masjid di India, dan berteman dengan pasangan Kristen asal Irlandia yang bersepeda di Yangon," kisahnya, sebagaimana dikutip dari Good News From Indonesia.
Khamim meyakini, berhaji bukan melulu beribadah pada Allah.
Tapi berinteraksi dengan manusia dari berbagai keyakinan berbeda.
Menumbuhkan rasa toleransi, menurutnya juga merupakan bentuk kepatuhan kepada Allah.
Doping Khamim sederhana saja, campuran air dan madu untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Dua potong kaos dan celana, dua pasang sepatu, sejumlah kaos kaki, sejumlah pakaian dalam, sebuah kantung tidur dan tenda, sebuah lampu, telepon pintar dan GPS, adalah seluruh barang yang ia bawa. Hanya itu.
Seluruh perlengkapan dimasukkan dalam sebuah tas punggung yang di luarnya terpasang sebuah bendera Indonesia berukuran kecil.
Ia pun membuat tulisan : "I'm on my way to Mecca by foot" atau "Aku dalam perjalanan ke Mekkah berjalan kaki,"
Bila sesuai rencana, perjalanan panjang Khamim ini akan berakhir di Mekkah pada 30 Agustus 2017, atau sehari sebelum Idul Adha, tepat setahun perjalanannya.
Menurut media yang berbasis di Uni Emirat Arab, Khaleej Times, Konjen Indonesia yang berada di Dubai, Murdi Primbani telah menyambut kedatangan Khamim.
Murdi mengatakan, Khamim adalah teladan bagi orang muslim Indonesia, yang mengajarkan kesederhanaan, spritualitas, dan bertekad kuat. 
Kisah Khamim memang membuat banyak orang tak percaya.
Jalan Kaki Indonesia-Mekkah kedengarannya mustahil tapi apapun bisa diwujudkan jika punya keinginan..

Pelajaran dari kisah Khamim

Bermimpilah setinggi langit.
Khamim bermimpi untuk mengunjungi kabah dan melaksanakan rukun Islam yang kelima sebagaimana impian muslim di seluruh dunia. Dia tak pernah melupakan impian itu dan bertekad untuk mewujudkannya dengan cara apapun (termasuk dengan berjalan kaki). Berdayakan diri dimulai dari mimpi besar dan memberdayakan pikiran.

Jangan membatasi diri.
Biarkan kreativitas membuncah dalam diri anda. Jangan membatasi diri dengan kalimat, "ah mana mungkin, mustahil, nanti jadi tertawaan orang" dan setumpuk pikiran negatif yang ada di kepala. Tau gak kenapa banyak orang gagal? Bukan karena dia gak mampu tapi dia terlalu membatasi diri dan memenuhi kepala dengan pikiran negatif.
(baca : rezekinya sama tapi dampaknya beda)

Uang bukan halangan.
Banyak orang yang ingin jadi pengusaha sukses tapi selalu mentok jika sudah bicara modal. Banyak orang bermimpi besar tapi begitu berurusan dengan uang nyalinya jadi ciut. Padahal bukan uang yang menentukan berhasil atau tidaknya kita meraih impian. Tapi tekad dan semangat untuk mulai bertindak. Memang uang itu penting tapi bukan yang terpenting. Uang itu alat untuk mencapai tujuan. Jika tak punya banyak uang haruskah kita kehilangan impian? Itu pikiran dangkal yang melemahkan. Seolah kita tidak mempercayai Allah, yang punya kekuatan jauh lebih besar dibanding uang.
Itulah yang diyakini Hamim, berbekal uang seadanya, dia menjalankan misinya. Dia melakukan apa yang diyakininya, melaksanakan ibadah semampunya dan sisanya biarkan Allah yang menanganinya. 

Niat bersama Allah.
Tujuannya melakukan perjalanan ini adalah karena Allah yang memerintahkan kita mengunjungi rumahNya, mentakbirkan dan mengagungkan namaNya. Bukankah jika Allah yang memerintahkan Dia juga yang akan memudahkannya bukan? (baca : cara mudah meraih rezeki umrah dan haji.)
Perjalanan yang ditempuh Hamim semuanya jadi mudah karena niatnya berangkat bersama Allah.

Banyak orang baik di dunia ini.
Kalo membaca berita-berita di TV isinya seolah-olah dunia ini penuh dengan kejahatan, penderitaan yang tak ada habisnya dan seolah tak ada kebahagiaan di sana. Akhirnya kita semua jadi paranoid, jadi takut keluar, mengurung diri dalam kamar dengan gadget dan perangkat elektronik yang serba canggih, yang kita pikir jauh lebih aman.
Tapi cobalah berjalan ke luar, pergi traveling, kunjungi tempat-tempat indah untuk mengagumi ciptaanNya, maka anda bakal ketemu dengan beragam orang dan sebagian besar diantara mereka adalah orang baik. Dunia ini tempat yang indah dan kita hanya bisa menganggapnya demikian jika kita mau keluar dari kurungan dan kungkungan kamar tidur kita yang nyaman..

Wallahu alam...

Comments

Popular posts from this blog

Bolehkah Menolak Rezeki?

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Doa Agar Rezeki Tak Terputus