Inilah Yang Membaikkan Rezeki

Paling bermanfaat.  

Bismillah
Pembaca... Orang yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat buat orang lain (begitulah pesan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam )

Berapa banyak manfaat yg kau berikan pada orang lain?



Orang tuamu. 
Berapa tahun yang lalu kamu dilahirkan dan dibesarkan dengan penuh kasih sayang. Semua kebutuhanmu dipenuhi, hidup senang gak ada beban. Meskipun kamu gak bisa membalas budi baik orang tuamu tapi setelah dewasa dan bisa hidup mandiri, masihkah kamu bermanfaat bagi mereka?
Apa yang kamu lakukan untuk menunjukkan baktimu padanya? Apa hanya dengan telepon waktu senggang, ngirimin duit secukupnya, ngebayarin saat sakit? 
Ada hubungan erat antara bakti pada orang tua dengan rezeki (baca : jadikan orang tuamu raja maka rezekimu seperti raja). Jika pengen rezekimu baik perbaiki dulu baktimu pada orangtua.
Jadilah anak yang bermanfaat bagi orang tua. Jika masih hidup datangi mereka, santuni, pelihara dengan penuh kasih sayang, jangan mengeluh, jangan berkata "ah", jangan menyakiti hatinya. 
Jika sudah meninggal, kirimkan doa-doa untuknya agar kuburnya terang dan lapang. 



Jangan malah nanya..apa manfaat yang masih diberi oleh orang tua bahkan setelah dewasa? Orang tua belum meninggal udah sibuk berburu warisan. Orang tua dimanfaatkan untuk kepentingannya, kalo perlu musuhan sama saudara demi berebut harta orang tua. Apa gak malu?

Pasangan hidupmu.

Jodoh diberi Allah bukan tanpa tujuan. Dialah belahan jiwa yang melengkapi hidupmu, menjadi partner dalam mengarungi sisa hidup..



Apakah kamu yakin memberi manfaat bagi pasangan hidupmu? Apakah kamu memperlakukannya dengan baik? Buat suami apakah kamu menyantuninya, mendidiknya, menyediakan kebutuhannya secara patut sesuai kemampuannya? Bagi isteri apakah kamu berbakti pada suami, apakah kamu menjaga dirimu saat dia tak ada, apakah kamu mendidik anak-anaknya?
(baca : ciri-ciri suami yang mudah rezeki).
Jangan malah bertanya apa yang bisa pasangan hidupmu berikan untukmu? Karena inilah yang sering menjadi sumber pertengkaran dalam rumah tangga, karena masing-masing menuntut, meminta untuk diberi..

Keluargamu.

Apakah kamu bermanfaat untuk keluargamu, bukan hanya keluarga kecilmu tapi juga keluarga besarmu. Apa kamu membantu mereka saat susah? Apa kamu menghibur saat mereka sedih, apa kamu mendukung usaha mereka menuju kebaikan, apakah kamu ikut mengingatkan mereka yang terlupa dan khilaf? Kemana larinya sedekahmu? Apakah kamu lebih mendahulukan orang lain daripada keluargamu? 
Keluarga adalah orang terdekat dalam hidup kita. Kita lahir dalam lingkungan keluarga, kita mengenal mereka sejak kecil. Gak perlu nanya apa yang kamu bisa dapatkan dari mereka, tapi apa yang bisa kamu berikan..

Begitu juga apa manfaatmu bagi kerabatmu, tetanggamu, sahabatmu, masyarakatmu, negaramu???
Ada yang berpesan kek gini:
JADILAH SEPERTI BUTIRAN GULA PASIR
WALAUPUN DIA TELAH LARUT DAN MENGHILANG WUJUDNYA
DIA TETAP MENINGGALKAN RASA MANIS ...
Bantulah saudaramu, walaupun kamu tau dia mungkin gak bisa membalasmu.
Tetap bantulah dengan tulus.
Biar nanti Allah yang membalasmu.

Kenapa mesti itung-itungan. Kita melakukan amal saleh bukan dagang, bukan bisnis.. !!!
Ngapain juga kita sibuk nyari balasan dari manusia yang terbatas..??
Kenapa gak ke Allah yang Maha Kaya???

Tau gak kalo inilah yang membaikkan rezeki..
Kebaikan dan amal saleh..
(baca : mengapa kebaikan menarik rezeki).
Kita diperhadapkan pada sesuatu hal bukan tanpa alasan. Kita lewat di sebuah jalan dan menemukan anak yang menangis kelaparan. Kita lagi sibuk tiba-tiba ada sodara jauh yang datang dan ngotot pengen ketemu dan pinjam uang ke kita. Kita lagi siap-siap makan kenyang dengan hidangan lezat di depan kita tiba-tiba lewat seekor kucing yang mengeong dengan mata memelas menghadap kita? Semua itu gak kebetulan !! (baca : mengapa kucing datangnya ke kita?)
Mengapa harus kita?? Sementara ada milyaran manusia di bumi ini? Mengapa bukan orang lain sih ???
Karena Allah ingin kita yang melakukannya..!! Allah ingin kita membagi rezekiNya lewat tangan kita..
Mengapa kita harus peduli, toh kita bisa mengabaikannya?
Allah ngasi rasa kasih sayang dan empati dalam diri setiap manusia.. dan itu fitrah, kita pasti akan merasa iba dan bersimpati. Persoalannya kita mo dengerin kata hati ato tidak?
Perduli dengan kesulitan orang lain, mengapa tidak? Bisa saja cuma kita yang peduli, yang lain cuma nengok dan cuek. dan peduli itu membahagiakan!! Allah tahu betul itu. Allah pengen ngebahagiain kita dengan caraNya..
(baca : bagaimana membuat rezeki mengalir masuk dalam hidup kita?)

Gak pedulian, emoh, cuek, ogah....
Terkadang rasa itu bersemayam di hati kita yang terus berjuang untuk belajar ikhlas.
Ada juga yang mampu membakar hangus amalan sholeh yang kita perbuat.
Ya... hanya haus akan pujian, hanya ingin terlihat baik di mata manusia. 

Emang sih membantu bukan karena pengen, tapi cuma gak enak hati kalo gak ikutan bantu, malu kalo dibilang pelit, pengen dianggap kaya dan motivasi berbeda lainnya. Ini namanya...riya!

Riya merupakan perbuatan tercela dan merupakan syirik kecil yang hukumnya haram. Riya sebagai salah satu sifat orang munafik yg seharusnya dijauhi oleh orang mukmin. 


Simak QS. An Nisa’ : 142 :
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُواْ إِلَى الصَّلاَةِ قَامُواْ كُسَالَى يُرَآؤُونَ النَّاسَ وَلاَ يَذْكُرُونَ اللّهَ إِلاَّ قَلِيلاً
Artinya : Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan jika mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas, mereka bermaksud riya’( dengan shalat itu ) dihadapan manusia, dan tidaklah mereka dzkiri kepada Allah kecuali sedikit sekali.” 

Dalam sebuah hadis, Rasulullah bercerita, Di hari kiamat nanti ada orang yang mati syahid diperintahkan oleh Allah untuk masuk ke neraka. Lalu orang itu melakukan protes, Wahai Tuhanku, aku ini telah mati syahid dalam perjuangan membela agama-Mu, mengapa aku dimasukkan ke neraka?’
Allah menjawab, Kamu berdusta dalam berjuang. Kamu hanya ingin mendapatkan pujian dari orang lain, agar dirimu dikatakan sebagai pemberani. Dan, apabila pujian itu telah dikatakan oleh mereka, maka itulah sebagai balasan dari perjuanganmu’.”

Orang yang berjuang atau beribadah demi sesuatu yang bukan  karena Allah SWT, dalam agama disebut riya. Sepintas, sifat riya merupakan perkara yang sepele, namun akibatnya sangat fatal. Sifat riya dapat memberangus seluruh amal kebaikan, bagaikan air hujan yang menimpa debu di atas bebatuan.

Abu Hurairah r.a. juga pernah mendengar Rasulullah bersabda :
Banyak orang yang berpuasa, namun tidak memperoleh sesuatu dari puasanya itu kecuali lapar dan dahaga, dan banyak pula orang yang melakukan shalat malam yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali tidak tidur semalaman.
Kalo kita riya... percuma !!
Ibadahnya gak dapat apa-apa, kecuali pujian sesaat. Beneran seperti air hujan yang menyiram debu di atas batu, tanpa bekas sama sekali..
(baca : mengapa kebaikan tak kunjung mendatangkan rezeki).

Naudzubillah..lakukan kebaikan dengan ikhlas..
Karena Allah, karena betul-betul ingin meringankan kesulitan orang lain..
Inilah yang membaikkan rezekimu..

Wallahu alam..

Comments

Popular posts from this blog

Bolehkah Menolak Rezeki?

Doa Agar Rezeki Tak Terputus

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)