Beneran Nih, Gak Riya?

AMALAN KEBAIKAN TIDAK PERLU DILAPORIN.

Status Facebook temen-temenku di bulan puasa ini keren-keren. "Alhamdulillah belum pertengahan puasa udah namatin 30 juz." Trus yang lain nulis, "Taraweh dan shalat subuh berjamaah adalah rutinitas yang gak pernah terlupa di bulan suci ini." Yang lain lagi menulis, " Siap-siap nih buat bagi-bagiin sembako ke orang miskin di sekitar rumah" (sambil pasang foto senyum lebar dilatar belakangi orang miskin yang diberikannya sembako).



Bagus sih...artinya keimanan temen-temen saya meningkat di bulan puasa ini. Setidaknya seperti  yang dilaporin di statusnya..
Tapi apakah itu perlu?? Setiap buat amal kebajikan lapornya tuh ke Allah bukan lapor ke medsos biar dapat like dan komen yang banyak..
Kalo niatnya biar orang lain juga ikutan... itu bagus juga.
Tapi hanya buat menjaga hati agar tidak riya.. karena kalo riya mubazir deh amalannya gak dihitung ama Allah...

"Tapi bener kok niat aku bener", begitu mungkin ada yang membela diri. Tapi "Beneran nih gak riya?" Dalam laut dapat diduga dalam hati sapa yang tau..

Tulisan ini mungkin bisa sedikit mencerahkan..
Amalan-amalan yang sifatnya mustahab (sunnah) lebih utama untuk disembunyikan kecuali ada hajat untuk menampakkannya. Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:

إن الله يحب العبد التقي الغني الخفي

Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa, berkecukupan (tidak minta-minta) dan menyembunyikan amalannya (H.R. Muslim)

Karena dengan menyembunyikan amalan akan lebih mudah untuk ikhlas. Dan ikhlas itu perkara sulit, andai kita menyembunyikan amalan kita pun sudah sulit untuk ikhlas, apalagi jika kita kabarkan amalan kita kepada orang-orang. Karena hati manusia itu berbolak-balik dan lemah. 

Sufyan Ats Tsauri, seorang ulama terkemuka di zamannya, ahli hadits dsn berilmu, mengatakan:

ما عالجت شيئا اشد علي من نيتي , إنها تتقلب علي

Tidak ada yang paling sulit aku perbaiki kecuali niatku, karena ia senantias berbolak balik.

Padahal beliau imam besar salaf, ahli ilmu dan ahli ibadah, lalu bagaimana lagi dengan kita? Yang ilmunya sedikit, ibadahnya belum apa-apa..??
Dan riya serta sum'ah, itu bukan perkara remeh. Karena Nabi mengatakan riya itu syirik kecil. Maka sangat-sangat patut kita untuk menjauhkan diri dari riya sejauh-jauhnya. Kaidah syar'iyyah mengatakan:

الفضل مسنون و العدل واجب

"mencari keutamaan itu sunnah , berbuat lurus itu wajib"

Maka mencari keutamaan dengan mengajak orang lain melakukan amalan-amalan sunnah itu sunnah hukumnya, namun al adl (menunaikan yang wajib dan menjaga diri dari yang terlarang) termasuk menjaga diri kita dari riya' itu wajib. Jangan sampai kita mendahulukan yang sunnah, namun melalaikan yang wajib.

Trus apa kaitannya dengan rezeki?

Rezeki kita udah dijamin Allah..
Semua mahluk yang masih hidup dan tinggal di buminya Allah pasti dapat rezeki, gak usah takut..
Jadi sebenarnya gak perlu ngotot dan ngoyo sampe ngabisin waktu hanya buat ngejar rezekiNya yang sudah dijamin itu...
Usaha dan ikhtiar sewajarnya..
Gak perlu habis waktu, disibukkan mengejar dunia yang fana ini...
Sampe ibadahnya keteteran, kalo pun dilaksanakan gak berkualitas. Sholat di akhir waktu bahkan kadang ninggalin sholatnya. Sedekah sekedarnya, jangan kata haji / umrah..
Wajar kalo rezekinya ya ala kadarnya wong ibadahnya aja sekedarnya, sekedar dilaksanakan, sekedar menggugurkan kewajiban.
(baca : mengapa rezeki kita hanya segitu-gitu saja)

Selain itu kalopun dilaksanakan ibadahnya, niatnya gak bener..
Pengen dipuji, pengen diliat orang, pengen dibilang saleh...
Dan pengen-pengen lainnya yang jauh dari tujuan ibadah yaitu mencari keridhaan Allah...
(baca : solusi membuat hari anda berlimpah rezeki).

Riya itu gak main-main, dia seperti penyakit yang menggerogoti kualitas ibadah kita. Jadi bersihkan hati dan mantapkan niat saat beribadah hanya untuk meraih keridhaanNya..Kalo dari situ dapat rezeki yang banyak dan berkah itu adalah bonus..

Wallahu alam...


Comments

Popular posts from this blog

Bolehkah Menolak Rezeki?

Doa Agar Rezeki Tak Terputus

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)