Filosofi Kopi Terkait Rezeki

Apa Itu Filosofi Kopi?

  • Ini bukanlah salah satu judul film hasil karya sineas Indonesia, tapi sebuah filosofi yang diajarkan oleh secangkir kopi. Kopi adalah minuman yang sangat populer, banyak digemari karena rasanya yang nikmat luar biasa. Lagi suntuk, minumlah secangkir kopi, maka suntuk anda akan hilang, berganti dengan rasa segar. Mencium aroma saja sudah bikin hati senang..he he he..
  • Bagi para penikmat kopi, rasanya bahagia bila bisa mendapatkan secangkir kopi yang rasanya pas di lidah.. Gak pahit, gak manis, pokoknya takarannya pas. Campurannya menyatu tanpa perlu mematikan rasa khas kopinya. Lalu apa pula yang diajarkan oleh secangkir kopi?
  • Filosofi Kopi itu begini
    • Kopinya pahit.., yang disalahkan pasti gulanya, karena kurang banyak, sehingga kopinya jadi sepet, pahit, gak nikmat di lidah..
    • Kopinya terlalu manis...., yang disalahkan juga gulanya karena takarannya terlalu banyak.
    • Kopinya pas rasanya..., yang dipuji adalah kopinya..!! KOPINYA MANTAP. Lalu di mana andil gula di sini yang turut berperan serta menghasilkan kopi yang mantap?
  • Itulah filosofi yang diajarkan oleh secangkir kopi, bahwa untuk menghasilkan kopi yang nikmat bukan hanya satu komponen saja (kopi) yang berperan tapi gula, susu dan bahan-bahan lain yang jika dicampur dengan takaran yang pas dan blended akan bekerjasama menghasilkan kopi yang enak..

Filosofi kopi dalam rezeki.

  • Manusia juga begitu....kehidupannya ibarat secangkir kopi.
    • Saat rezekinya susah, merasa Allah gak adil padanya, dia diberi cobaan, diberi ujian yang demikian berat, sampai dia merasa bingung mau berbuat apa? Ibadah sudah, kerja juga sudah, kok rezekinya tetap aja susah?? Salahnya di mana?
    • Saat rezekinya banyak tapi gak berkah, hidupnya gak nyaman, gak manfaat, gak bahagia meski bergelimang harta, merasa kalau Allah menghukumnya, merasa gak ada gunanya punya rezeki banyak tapi gak bisa bikin hidup tenang..
    • Saat rezekinya banyak dan membuat bahagia?? Dia merasa kalau itu adalah hasil kerja kerasnya, membuatnya jumawa, bangga akan prestasi dan keberhasilannya. Allah hanya pelengkap penderita baginya.
  • Itulah kita manusia, mau punya rezeki yang banyak dan berkah tapi gak mau berusaha MELIBATKAN ALLAH dalam setiap usaha dan ikhtiarnya. Udah kerja keras kok rezeki masih seret? Allah kok kayaknya tutup mata nih? Rezeki banyak kok bikin susah ya? Allah kok ngasi rezeki tapi gak kasi ketenangan sih? 
  • Kok yang salah Allah sih..?? Kita gak ngaca kenapa kita susah rezeki? Kita gak nyadar kalo kita sendiri yang minta agar rezeki kita susah, gak ingat apa yang kita lakukan sebelumnya. Kita pengen agar dikasi rezeki sesuai keinginan kita, takarannya, ukurannya, bentuknya, jumlahnya, seolah kita pengen ngatur Allah. Emang kita pantas gak sih dikasi rezeki banyak? Pernah nanya ama diri sendiri gak, apa ukuran kepantasan kita sehingga rezeki boleh banyak? Kita ibadah juga asal ibadah, sekedar menggugurkan kewajiban, itu juga sering telat dan seringkali lupa atau pura-pura lupa dengan kewajiban menyembah padaNya. Sudah bersyukur gak dengan rezeki yang sedikit itu. Rezeki sedikit aja gak disyukurin apalagi kalo dikasi rezeki banyak? Lagipula susah rezeki itu gak berarti kiamat..!!
  • Kok yang salah Allah lagi sih? Udah dikasi rezeki yang banyak..(kan saban malam minta-minta tuh sama Allah)..eh begitu dikasi hidupnya bukannya enak, malah tambah susah. Suami sibuk kerja (nyari rezeki nih judulnya), tapi gak pernah perhatian lagi sama keluarganya, habis waktu tersita oleh kerjaan atau usahanya yang lagi sukses-suksesnya. Isteri jadi sosialita, arisan kiri kanan, pesta-pesta, belanja blanji, tapi hidupnya gersang, perkawinannya jadi hambar. Anak-anak apalagi.. udah jarang di rumah, sering kelayapan, bandel, gak mau denger orang tua, dan jadi salah pergaulan, kecanduan narkoba, ato malah jadi begal.. Padahal duit bejibun, harta berlimpah, mobil tersedia, rumah megah bak istana, kalo orang lain pasti ngiri liatnya. Tapi lagi-lagi protes sama Allah kok dikasi rezeki banyak tapi gak ada ketenangan hidup? Mending dulu waktu rezeki susah tapi keluarga harmonis dan jiwa tentram..
  • Saat rezekinya banyak dan hidupnya bahagia, tentram, damai, menikmati hidup siapa penyebabnya...DIRINYA... Karena dia pinter, rajin, kerja keras, gak berhenti sampai sukses diperolehnya, trus Allah diposisikan di mana? Memangnya lahir udah bersama pinter, rajin dan sukses? Kalo Allah gak ngizinin emang kita bisa sukses?
  • Allah diposisikan kaya' gula dalam filosofi kopi, selalu jadi kambing hitam dalam kesusahan kita tapi gak diingat saat kita di puncak kesuksesan...
  • Allah gak akan turun posisi jadi Tuhan bila kita gak menyembahNya, bila kita gak mengakuiNya. Dia tetaplah Maha Kuasa, kita aja yang goblok dan terlalu sombong..
  • Ngacalah..jangan jadikan Allah sebagai pelengkap penderita.. Jadikan Dia tokoh utama dalam setiap tindakan kita. TujuanNya buat mencari ridhaNya, kalo Dia ridha..semuanya jadi keciiiil... urusan rezeki mah gampang bagi Allah.. 
  • Bahwa untuk menghasilkan secangkir kopi yang nikmat (rezeki yang banyak lagi berkah), bukan hanya kerja yang berpengaruh,  bukan hanya karena kualitasmu sebagai manusia, tapi campuran berbagai faktor dengan Allah sebagai pusatnya. Kalo Allah ridha maka rezekimu bukan hanya banyak tapi juga berkah. Silakan baca lagi pengertian berkah itu di sini. Nah sekarang tugas kita cuma satu..GIMANA SUPAYA ALLAH RIDHA SAMA USAHA KITA.
Wallahu alam..

Comments

Popular posts from this blog

Bolehkah Menolak Rezeki?

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Doa Agar Rezeki Tak Terputus