4 Tangga Rezeki

Sukses dan berlimpah rezeki adalah impian manusia. Ragam pendidikan telah diambil, ragam pekerjaan dilakukan, ragam bisnis telah dicoba, ragam usaha telah ditekuni demi mencapai hal itu.Tapi sayang meski banyak manusia yang ingin sukses berlimpah rezeki tetapi masih sedikit yang memahami apa maka kesuksesan dan rezeki berlimpah itu. Mereka sering mengkaitkan kesuksesan dengan harta berlimpah. popularitas melangit. duduk di kursi empuk kekuasaan, atau memiliki usaha yang laris dan terus menerus mendatangkan untung dan rezeki bagi pemiliknya.Tetapi mengapa banyak orang yang kaya materi, populer maupun pangkatnya tinggi, bisnis yang berkembang pesat yang hidup dalam stres berkepanjangan, depresi, bahkan sampai bunuh diri?


Rezeki yang diperoleh adalah capaian-capaian dalam suatu waktu yang membantunya mengarahkannya menuju puncak, tujuan sukses tertingginya. Sebelumnya saya pernah menulis tentang 4 jenis rezeki manusia. Kali ini perhatian saya tertuju pada tangga-tangga rezeki setelah membaca sebuah buku yang sangat menginspirasi.

Tangga-Tangga Rezeki

# Tangga Rezeki 4: Rezeki harta duniawi

Tangga rezeki terendah ini berupa harta, tahta, wanita, ketenaran, kepintaran, kreativitas, pengaruh yang besar, disegani banyak orang dan sebagainya. Tangga rezeki ini diperoleh manusia setelah berusaha dan bekerja keras tak kenal lelah. Tangga rezeki sifatnya sangat berpusat pada diri orangnya (egosentris). Semua manusia yang bekerja keras dan berusaha sebaik-baiknya sesuai dengan sunnatullah akan berada di tangga terendah ini, baik dia muslim atau bukan. Allah memberikan rezeki pada siapa saja yang dikehendakiNya.
Rezeki ini bisa mengangkat derajat seseorang tapi juga bisa menghempaskannya ke jurang kesengsaraan jika tidak dikelola dengan baik. Mungkin hal-hal berikut ini tidak asing bagi kita :

  • Rezeki harta yang banyak diperoleh dengan jalan haram, dibelanjakan di jalan haram dan tidak pernah dikeluarkan sedekahnya.
  • Rezeki tahta, jabatan yang menjadi amanat umat / masyarakat digunakan untuk menipu umat / masyarakat yang mengangkatnya jadi pemimpin.
  • Rezeki wanita yang harusnya menjadi pasangan hidupnya menuju ridha Allah malah menjadi sumbernya melakukan kemaksiatan. Alih-alih nikah dan memuliakan wanita tapi lebih banyak melakukan zina, meyakiti wanita bahkan menjadikan wanita sebagai komoditi entah penjaja seks, atau dijual ke cukong.
  • Rezeki ketenaran yang dimiliki membuatnya lupa diri dan bertindak semena-mena pada orang lain, karena menganggap orang lain lebih rendah derajatnya dari dirinya. Kesombongan yang merupakan sifat syaitan telah menguasainya.
  • Rezeki kepintaran yang dianugerahkan Allah padanya dipergunakan di jalan yang salah. Kepintaran otaknya dimanfaatkan dengan merugikan orang lain, menipu, memanipulasi dan merugikan orang lain.
  • Rezeki kreativitas yang diberikan Allah pada sedikit orang ternyata dimanfaatkan untuk menghasilkan barang yang berbahaya bagi kemanusiaan. Merakit bom, senjata pembunuh massal, senjata pemusnah peradaban adalah sebagian hasil karya orang kreatif yang digunakan untuk memusnahkan manusia.
  • Rezeki pengaruh yang besar digunakan untuk menggerakkan massa melakukan tindakan tercela, memimpin sekte keagamaan yang sesat dan sebagainya.
  • Rezeki disegani banyak orang digunakan untuk menebar teror dan ketakutan di hati orang lain / masyarakat dan membuatnya jadi merasa Tuhan kecil yang ditakuti banyak orang. Dia dengan sengaja menindas yang lemah untuk memperoleh tujuannya.
Bersyukurlah jika berada di tangga terendah ini. Jika bisa mengendalikannya maka tangga rezeki ini akan memberikan manfaat yang sebesar-sebesarnya bagi pemiliknya. Jika tak bisa mengendalikan pengaruh tangga nomor 4 ini, maka rezeki yang diperolehnya tidak banyak berperan untuk memberikan kemaslahatan bagi diri, keluarganya dan orang lain. 
Ia hanyalah tangga terendah. Perhatikan betapa banyak manusia yang berharta dan berezeki banyak, meraih kekayaan dan diberi popularitas, intelektualitasnya tak diragukan lagi, kreativitasnya selangit, disegani banyak orang dan memiliki pengaruh yang besar di masyarakat justru berakhir di penjara, di rumah sakit jiwa bahkan berakhir di kuburan? Mengapa? Karena hati mereka hampa, jauh dari nur Ilahi. Hati yang tertutup dan doyan berbuat maksiat akan terasa kosong dan tidak tenang. 


#Tangga Rezeki 3 : Rezeki bahagia

Tangga rezeki ini sedikit lebih tinggi dibanding tangga ke 4 di atas. Kalau tangga rezeki harta duniawi sifatnya fisik sementara tangga rezeki bahagia tak kasat mata. Hanya terjangkau secara indrawi dan bersifat fisik semata. Rasa bahagia adalah suasana damai, nyaman, tenang, ikhlas dalam hati, dalam jiwa seseorang. Tak perduli apakah hartanya banyak, apakah dia punya jabatan /punya pangkat atau dia popularitasnya selangit tidak menjamin dia bisa menapaki tangga rezeki bahagia ini.
Artinya untuk mencapai tangga rezeki bahagia ini anda tidak perlu menapaki tangga rezeki harta duniawi. Anda bisa meloncat dan langsung berada di tangga rezeki ini, meski tidak mudah. Uang, popularitas, jabatan, pengaruh tidak dapat membeli bahagia.

Bahagia kalau hanya dirasakan sendiri itu tidak cukup. Masa' Allah menciptakan manusia kemudian hidup hanya senang-senang sudah itu mati? Tujuan penciptaan manusia sudah jelas, yaitu untuk mengabdi kepada Allah SWT. "Tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaku, (Q.S. Adz Zariyat 56). Artinya kita diciptakan untuk ibadah kepadaNya. 


Hanya dengan mendekatkan diri kepada Allah maka manusia bisa menemukan kebahagiaan yang hakiki. Ibadah itu bukan sekedar shalat, zakat, puasa atau haji. Tapi ada efek yang lebih besar dalam hidup manusia. Misalnya kita diperintahkan untuk shalat agar dapat mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar. Puasa ramadhan yang kita tunaikan saat ini agar kita menjadi hamba yang bertakwa. Demikian juga ibadah lainnya seperti zakat, haji, bahkan menjawab salam. Jika semua tingkah laku keseharian kita adalah ibadah maka Allah akan melimpahi kita dengan rezeki kebahagiaan dan kedamaian dalam jiwa. Hanya dengan mengingat Allah lah maka hati menjadi tenang. Kebahagiaan itu tidak jauh karena adanya dalam hati. 
Bersyukurlah anda yang sudah menapaki tangga rezeki ini. Hidup anda lebih tenang dan lebih lapang jadinya. Tidak semua orang sampai di tangga ini.


# Tangga Rezeki ke 2 : Rezeki bermanfaat bagi orang lain.

Tangga rezeki ini jauh lebih tinggi dan lebih bermakna dibanding tangga rezeki sebelumnya. Kita boleh saja berharta banyak dan mereguk kebahagiaan sebagai ahli ibadah tapi tidak sempurna kehidupan kita jika melupakan dimensi sosial dari hidup. Kita memancarkan kebahagiaan dan membuat senang diri dan keluarga kita saja, Kita menutup pintu kepedulian bagi orang lain. Yang penting kita punya uang, bisa hidup bahagia dan bisa melakukan kewajiban ibadah padaNya, selesai! Hidup tidak sesimpel itu. Selain punya tanggung jawab pribadi, kita juga punya tanggung jawab sosial. Memikul tanggung jawab untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi mahluk lainnya, Menjadi rahmatan lil alamin, rahmat alam semesta. Manusia yang paling berharga bukanlah yang paling bagus ibadahnya di masjid tapi tidak perduli pada tetangganya yang kelaparan. Manusia yang paling berharga adalah manusia yang paling bermanfaat bagi orang lain. Yang selalu bergerak, keluar dari rumah menuju tempat ibadah, lorong-lorong kumuh, rumah si miskin, panti asuhan untuk menebar kebaikan, kasih sayang dan cinta dari dalam dirinya. Menyalurkan energi positif yang dimilikinya kepada orang lain yang membutuhkan uluran tangannya. Malam-malam dia mengadu pada RabbNya tapi siang hari dia bertebaran mencari rezeki dan menyalurkan sebagain rezekinya ke tangan yang berhak.

Ingatlah selalu dalam rezeki kita ada hak orang lain di dalamnya. Allah menyukai orang yang berbuat baik dan bermanfaat bagi sesamanya. "Jika kita memikirkan orang lain, maka Allah akan memikirkan kita, tapi jika kita memikirkan diri sendiri, yakinlah Allah akan memikirkan orang lain." Allah senantiasa mengurusi mahluk-mahlukNya bukan? "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah (Q.S. Ali Imran : 3) Kita dilahirkan untuk manusia, untuk berbuat kepada sesama dan mencegah manusia jatuh dalam kemungkaran.

Tangga rezeki ini fokus pada bagaimana dalam setiap hembusan nafas kita menjadi rezeki dan rahmat bagi orang lain. Kita adalah rezeki yang dikirim Allah pada orang lain. Melalui tangan kita menebar kebaikan dan nikmat Allah untuk sleuruh mahlukNya agar mereka semua melihat keagungan Allah dan memuji asmaNya. Kedatangan kita senantiasa membawa kebaikan, selalu membuat orang lain tersenyum. Dan kepergian kita ditangisi setiap orang, karena merasa separuh jiwanya pergi. Orang-orang inilah yang selajutnya akan menikmati tangga rezeki nomor 1 : tangga rezeki yang abadi.


# Tangga Rezeki 1 : Rezeki surga yang abadi

Tangga rezeki ini adalah tangga tertinggi, surga yang abadi. Yang takkan hilang lenyap sampai kapanpun. Kalau 3 tangga lainnya di peroleh saat hayat masih di kandung badan, saat masih hidup di dunia, dan berakhir saat ajal telah menjemput, tangga tertinggi inilah yang menjadi penentu apa betul kita sukses hidup di dunia, apa betul kita manusia yang berezeki baik? Rezeki yang tertinggi, yang abadi diperoleh saat kita menginjakkan kaki di pelataran surga firdaus. Kalau rezeki lainnya selesai dan terputus saat umur berakhir, rezeki ini takkan usai sampai kapanpun. Tangga rezeki ini tidak akan dipijak jika 3 tangga lainnya tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Ibaratnya tangga rezeki lainnya adalah bahan bakar untuk mencapai tangga rezeki tertinggi. Menapaki anak tangga menuju surga firdaus yang abadi.

Semoga kita semua dimudahkan untuk mencapai tangga rezeki tertinggi ini. Memang tidak mudah, tapi sesuatu yang berharga harus diusahakan sebaik-baiknya, semaksimal mungkin. Wallahu alam.

Comments

Popular posts from this blog

Bolehkah Menolak Rezeki?

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Doa Agar Rezeki Tak Terputus