Taubat Berkaitan Erat Dengan Kelancaran Rezeki

Taubat Melancarkan Rezeki.

taubat

  • Artikel lalu juga bercerita sedikit tentang taubat tapi dikaitkan dengan shalat dhuha. Silakan dibaca kembali untuk menyegarkan ingatan.
  • Alquran menjelaskan bahwa barangsiapa yang memohon ampunan / taubat ia akan dimudahkan segala urusannya.
"Maka aku katakan kepada mereka, "Mohonlah ampunan pada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai (Q.S. Nuh : 10-12).
  • Menurut ulama tafsir hujan dalam ayat tersebut di atas adalah kata kiasan saja. Hujan pada dasarnya menyimpan kemakmuran. Daerah yang senantiasa mendapat limpahan hujan tentu saja setiap tanaman akan tumbuh dengan mudah di sana. Buah-buahan dan hasil panen melimpah. Makanan yang diperoleh karena limpahan hujan itu adalah rezeki kita. Jadi hujan di sini diartikan sebagai limpahan rezeki.
  • Ditegaskan pula dari kalimat berikutnya :"Tuhan akan membanyakkan harta dan anak-anakmu." Betapa bahagianya kita jika kita memiliki harta melimpah dan anak yang banyak. Kekayaan bisa membuat hidup kita lebih mudah (Baca : 6 alasan mengapa kita harus kaya). Begitu juga dengan anak. Bukankah ada pameo yang mengatakan banyak anak banyak rezeki? Bukankah anak merupakan hiasan mata yang membuat hidup jadi ceria? Hari-hari akan sepi bila dalam rumah tangga tidak dikaruniai anak. Pasangan suami isteri meskipun banyak harta tapi tak dikaruniai anak, bagi mereka hidup tidaklah sempurna.
  • Kemudian sungai-sungai yang juga dijelaskan di atas adalah sumber rezeki. Bukankah setiap kehidupan bergantung pada air? Tanpa air mahluk hidup bisa mati atau menderita. Air merupakan sumber kehidupan. Betapa makmurnya sebuah daerah jika dijumpai sungai-sungai yang mengairi kebun-kebun. Betapa bahagianya jika rezeki dari hasil panen kebun itu melimpah.

Taubat solusi untuk semua masalah rezeki.

  • Sayidina Umar Ibn Khattab menggunakan ayat di atas untuk memohon turunnya hujan kala kemarau panjang. Muthrif meriwayatkan dari asy Sya'bi bahwasanya Sayidina Umar ra keluar untuk memohon hujan bersama-sama rakyatnya. Beliau hanya mengucapkan istighfar (taubat) kemudian pulang. Seorang merasa penasaran dan bertanya, " Aku tak mendengar Tuan Khalifah memohon hujan?" Umar menjawab, " Aku memohon diturunkannya hujan, lalu membaca ayat yang artinya, Mohonlah ampunan pada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat."
  • Ulama salaf terdahulu menganggap istighfar selain sebagai pertobatan juga ampuh untuk memohon rezeki. Contohnya Hasan Al Bashri, beliau menganjurkan agar istighfar dipakai untuk mengadukan kepada Allah tentang paceklik, kekeringan, kemarau panjang, kefakiran, sedikitnya keturunan dan kegersangan kebun-kebun mereka. Diriwayatkan suatu ketika ada orang yang mengeluh kepada Hasan Al Basri tentang kemarau panjang, beliau menganjurkannya untuk istighfar. Pada kesempatan lain datang lagi orang mengeluh pada beliau karena dililit kemiskinan. Beliau menganjurkan untuk beristigfar pada Allah. Yang lain mengeluh karena bertahun-tahun telah menikah tapi belum dikaruniai anak. Beliau lagi-lagi mengatakan solusinya adalah istighfar, mohon ampun pada Allah. Selain itu ada lagi yang mengeluh karena kebunnya kurang subur, beliau menyarankan hal yang sama juga.
  • Para nabi pun melakukan hal yang sama. Sebagaimana seruan istighfar pernah disampaikan Nabi Nuh as kepada kaumnya agar mereka mendapat rezeki yang melimpah, sebagimana yang digambarkan dalam Surah Nuh ayat 10 -12 di atas. Demikian juga Nabi Hud as menyerukan kepada pengikutnya untuk bertaubat hingga Allah membukakan rezeki baginya. dan itu dijelaskan dalam ayat ini,
Hendaknya engkau meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepadaNya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang  baik (secara terus menerus) kepadamu hingga pada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada setiap orang yang mempunyai keutamaan (sehingga diberi balasan dengan) keutamaannya. Jika kamu berpaling maka aku khawatir kamu akan ditimpa siksa (Q.S. Hud : 3)
  • Pada ayat tersebut di atas ditemukan janji Allah Pasti Dia akan memberi kenikmatan yang baik (secara terus menerus) kepadamu. Kenikmatan di sini maknanya sangat luas, bisa jadi nikmat iman, nikmat kesehatan, nikmat harta benda, anak isteri, teman-teman yang bermanfaat dan lain sebagainya. Hal ini diberikan pada orang yang mempunyai keutamaan yaitu senantiasa memohon ampun / bertaubat atas kesalahannya. 
  • Imam Al Qurtubi menafsirkan ayat tersebut bahwa Allah akan memberikan kenikmatan kepada hambaNya dalam berbagai bentuk, misalnya berupa kemudahan datangnya rezeki dan kemakmuran hidup. Dia tidak akan menjatuhkan siksa jika hambaNya melanggengkan taubat / istighfar.
Dan (dia berkata), Wahai kaumku, mohonkanlah ampun kepada Tuhanmu allau bertaubatlah kepadaNya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat lebat bagimu dan Dia akan menambah kekuatan pada kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa (Q.S. Hud : 52).
  • Allah SWT memberi contoh dengan menggambarkan kondisi Kaum Hud saat itu. Kaum Hud dikenal sebaga masyarakat yang gemar berbuat dosa. Sehingga Nabi Hud memerintahkan kepada mereka untuk memohon ampunan pada Allah. Jika ampunan itu diterima maka Allah akan melimpahkan kemudahan dan rezeki yang mensejahterakan hidup mereka lewat usaha cocok tanam yang berhasil. Bagi masyarakat agraris hujan adalah pertanda baik karena menyirami tanaman mereka yang sedang butuh air untuk hidup dan memberi panen yang cukup pada mereka. Hujan adalah rezeki yang diberi Allah.
  • Berkaitan dengan hal ini Rasulullah SAW bersabda,
Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampunan Allah) maka setiap kesedihannya diberi jalan keluar, setiap kesempitannya diberi kelapangan dan Allah memberi rezeki halal dari arah yang tak disangka-sangka (H.R. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah dan Al Hakim)
  • Jadi jangan bosan-bosannya untuk melakukan taubat karena manusia juga tak pernah luput dari kesalahan dan kekhilafan. Tak pernah lepas dari dosa baik yang disengaja maupun tak disengaja. Jemput rezeki Allah lewat istighfar dan taubatan nasuha.
  • Semoga kita dijadikan orang-orang yang melanggengkan istighfar dan taubat.
  • Wallahu alam..

Comments

Popular posts from this blog

Bolehkah Menolak Rezeki?

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Doa Agar Rezeki Tak Terputus