Wih.... Dikejar-Kejar Rezeki dan Uang

Enak banget ya  dikejar-kejar rezeki dan uang?

Tidak perlu capek-capek, rezeki datang sendiri dan uang malah mengejar kita.
Bisakah kita yang dikejar-kejar rezeki dan uang? Bukan sebaliknya?
Bisa sekali...
Melanjutkan tulisan filosofi rezeki, apa beda uang dan kekayaan, kali ini kita lihat beberapa kisah yang akan menjadi bahan pembelajaran buat kita.
Mari kita ikuti dulu cerita di bawah ini :

Banyak uang dan kaya, samakah?

Kenal sama mantan petinju terkenal Mike Tyson? Saya sih kenal tapi dia tak kenal saya he he he...
Si leher beton ini konon adalah petinju paling fenomenal dalam sejarah olahraga tonjok-tonjokan
ini. Mengawali karier dari bawah dan langsung menanjak.. mengakhiri karier juga tidak kalah
hebohnya... menggigit kuping lawan tandingnya dengan disaksikan jutaan mata pemirsa TV
di seluruh dunia..
Wow....
berjalan di atas permadani uang
(photo credit for www.enterpreneurhandbook.co.uk)
Tyson saat jayanya berhasil mencetak uang sebesar 300 juta US dollar, kalo dikali dengan rupiah yang melemah sekarang wah dijamin nolnya bakalan banyak. Itu duit semua lho tidak nyampur dengan daun mangga. Sebuah angka yang fantastis, untuk seorang anak jalanan yang berhasil masuk ring skala dunia. Sekarang, kami ingin bertanya, KAYAKAH TYSON?
Ya... pada masanya.
Saat ini Tyson hidup dengan utang beberapa juta dolar dan hidupnya ditanggung pemerintah.
Di akhir kariernya dia kembali ke level semula sebelum terkenal : MISKIN DAN BERUTANG !

Banyak selebriti termasuk artis dan atlit terkenal yang berhasil mengukir kesuksesan tapi setelah kesuksesannya pergi dia kembali bahkan lebih buruk dari awalnya.
Bahkan ada seorang tukang becak yang jadi anggota dewan, tapi setelah selesai masa tugasnya ia kembali menjadi tukang becak. Wow..

Mereka semua sempat kaya, tapi kemudian kembali miskin, ke levelnya semula.
Tentu ini harus jadi pembelajaran bagi kita semua, jangan jadi bahan olokan.
Artinya mereka semua itu belum kaya, baru banyak uang?
Nah lho? Bukannya sama itu kaya dan banyak uang?
Beda dong!

Kalau uang sifatnya sementara dan bisa habis, kekayaan sifatnya tetap / permanen dan terus-menerus menghasilkan tanpa ada habis-habisnya.

Ada lagi kisah yang lainnya.
Ada seorang nyonya yang hartanya banyak tapi sangat kikir. Suatu hari ada seorang petugas PLN yang datang ke rumahnya dan memeriksa aliran listrik yang menjuntai di atas rumah.
Sang Nyonya yang melihat penampakan sang petugas yang tidak meyakinkan, timbullah kecurigaannya. Jangan-jangan petugas itu bukan dari PLN tapi pencuri yang mengintai rumahnya dna siap-siap akan menghabisi hartanya.
Lalu dengan segera ia masuk ke dalam rumahnya, mengumpulkan semua perhiasan dan emas berharga miliknya dan dimasukkan ke dalam kantong kresek. Dengan keyakinan bahwa sang pencuri pasti akan terkecoh dan tidak menyangka kalau ada uang di dalam kresek tersebut.
Dengan hati-hati diletakkan kresek tersebut dalam tempat sampah seperti halnya sampah lainnya.

Ternyata bahwa itu hanya kecurigaannya semata.
Waktu berlalu si Nyonya sudah lupa dengan kresek berisi perhiasan itu.
Dan suatu ketika memerintahkan pembantunya untuk membersihkan kamarnya.
Sang pembantu membersihkan kamar majikannya termasuk membuang sampah yang "berat" itu.

Hingga suatu ketika sang Nyonya mencari perhiasannya, paniklah dia ketika mengingat bahwa perhiasannya sudah tidak berada di kotaknya. Teringatlah dia kalau pernah meletakkan perhiasannya dalam kresek dan menaruh dalam tempat sampah. Betapa kecewanya setelah dia melihat tempat sampah telah dibersihkan dan di TPA yang dikorek-koreknya bak pemulung pun perhiasannya hilang tanpa jejak.
Akhirnya sang Nyonya terkena stroke karena stres. Kini rumahnya sedang dalam proses penjualan demi membiayai pengobatannya. Sementara itu bisnis suaminya pun gulung tikar karena terimbas krisis.

Paradoks Kekayaan

Roger Hamilton menggambarkan dalam bukunya Your life your legacy tentang sebuah fenomena ganjil bernama Paradoks Kekayaan. Semakin banyak uang yang dimiliki semakin besar kemungkinan kehilangan uang itu. Semakin kaya hidupnya semakin cemas, semakin banyak harta hidupnya semakin tidak aman. Lalu untuk apa kaya kalau menderita kayak gitu ya?
Bang Roger ini melanjutkan bahwa 

"Kekayaan itu bukanlah soal berapa banyak uang anda miliki, Kekayaan adalah apa yang masih anda miliki bila anda kehilangan semua uang anda."

Ibaratnya kalau anda PNS / karyawan, lalu gaji anda di stop hari ini, maka yang tersisa itulah kekayaan anda yang sebenarnya. Kalau jawabannya tidak ada yang bersisa maka itulah kekayaan anda.
Ada juga pegawai yang ketika dia berhenti kerja ia sangat PD karena memiliki tabungan, investasi, rekan bisnis dan keahlian yang sangat tinggi yang memungkinkan dia dipekerjakan di tempat lain. Dengan kata lain ia akan kembali beroleh penghasilan. Inilah level kekayaannya. Dia tak pernah kuatir dengan PHK atau pensiun dini tanpa pesangon. Karena dia punya kekayaan berupa aset yang terukur dan terlihat (tangible)  dan aset yang tak terukur dan terlihat (intangible)

Jangan kejar uang, tapi bangunlah kekayaan!

Jadi sudah jelas kan bedanya..
Uang itu sementara dan cepat habis sementara kekayaan itu tak terbatas, bertambah-tambah dan terus berkembang.
Ketersediaan kekayaan itu melimpah dan cukup untuk semua orang sementara ketersediaan uang terbatas. Jadi kalau kita mengejar uang belum tentu kekayaan yang kita dapatkan. Sebaliknya kalau kita membangun kekayaan uang pasti akan datang.... KITA YANG DIKEJAR-KEJAR UANG..

Banyak waktu yang dibuang oleh manusia hanya untuk mengais-ngais uang, ibarat pemulung yang mengais tong sampah demi mendapatkan plastik atau karton sisa. Banyak perang saudara dan pertumpahan darah karena rebutan uang yang terbatas...

Mari membangun kekayaan yang benihnya bakat dan minat, airnya pengetahuan dan jaringan, pupuknya karakter dan tujuan, mataharinya kreatifitas, tanahnya adalah pengabdian dan akhirnya berbuah Uang dan kemerdekaan finansial (BERSAMBUNG)

Comments

Popular posts from this blog

Bolehkah Menolak Rezeki?

Doa Agar Rezeki Tak Terputus

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)