Kata-Kata Pemblok Rezeki.

Jangan memandang remeh kata-kata. Di artikel sebelumnya saya pernah menulis, hati-hati dengan lidah karena lidah bisa mempengaruhi rezeki anda. Saya juga mengingatkan para isteri untuk memberi kata-kata motivasi agar suaminya giat mencari rezeki. Ya, betul. Kata-kata akan mempengaruhi rezeki kita, maka itu ucapkanlah kata-kata yang baik.


Pernahkah anda mengucapkan atau membatinkan kata-kata di bawah ini?

  • Biar miskin asal bahagia
  • Orang kaya itu tidak bahagia.
  • Orang kaya identik dengan sombong, pelit dan serakah.
  • Orang kaya sulit masuk surga.
  • Uang adalah akar dari kejahatan.
  • Kaya miskin adalah takdir, mungkin juga kebetulan.
  • Saya memang kurang beruntung.
  • Saya orang biasa-biasa saja, mustahil bisa kaya.
  • Saya baik-baik saja. Saya tidak perlu kaya.
  • Memang sih saya bisa kaya, tapi...
  • Sangat sulit untuk menjadi kaya.
  • Saya sukanya barang gratisan.
Jika anda sering mengucapkan atau membatinkan kata-kata tersebut di atas, artinya anda TIDAK BERPOTENSI KAYA, karena ANDA MEMBLOK REZEKI sebelum rezeki itu datang pada anda. Anda berhasil membatasi potensi rezeki anda. Memang hanya Allah yang mengetahui kekayaan, kesehatan, rezeki, nasib dan masa depan seseorang. Namun manusia diperkenankan untuk berpikir, mengukur dan mengira-ngira, bukan?

Mengapa kata-kata di atas bisa memblok rezeki?

Mari kita cari tahu!
  • Biar miskin asal bahagia. Hati-hati, kalimat ini kedengarannya mulia padahal beracun dan berbahaya. Serius ! Bukankah setiap kalimat yang diucapkan itu doa? Anda bisa miskin seumur hidup.Apa mau? Bukankah lebih baik kaya dan bahagia? Ngapain sih pilih salah satu? Lebih baik pilih dua-duanya, bukankah muslim itu wajib kaya? Kalau belum bisa ya diniatkan kemudian diikhtiarkan atau diusahakan. Bagaimana rezeki kita mau ditambah kalau anda miskin saja sudah merasa cukup, sudah merasa bahagia? Padahal banyak hal yang bisa lebih membahagiakan dan bisa dilakukan kalau anda kaya.
  • Orang kaya itu tidak bahagia. Kata siapa? Katanya...katanya... anda yang belum pernah kaya tidak bisa memastikannya bukan? Memang kekayaan bukan segala-galanya. Kekayaanpun tidak dapat menjamin kebahagiaan. Namun kekayaan adalah alat bantu bagi anda dan keluarga untuk merasa bahagia. Kekayaan juga otomatis tidak membuat anda lebih mulia. Namun kekayaan membantu anda memuliakan keluarga, sesama dan agama. Coba anda pikirkan saat anak anda sakit dan memerlukan biaya pengobatan yang besat, barulah anda sadar pentingnya kekayaan. Ketika isteri anda persalinannya susah dan diputuskan untuk dioperasi (Caesar) yang biayanya tidak sedikit, baru anda yakin pentingnya kekayaan. Ketika orangtua anda sangat ingin pergi haji tapi mereka tidak mampu dan jadi galau karenanya, anda sebagai seorang anak merasa tak bisa berbuat apa-apa karena anda tidak kaya. Bagaimana rezeki anda bisa ditambah jika kata-kata anda penuh dengan prasangka? Mau rezeki banyak dan berlimpah, jauhi prasangka apalagi prasangka pada Allah.
  • Orang kaya identik dengan sombong, pelit dan serakah. Mungkin ada sebagian orang yang merasa bangga dengan kekayaannya sehingga perlu merasa sombong, kikir dan serakah. Terlepas dari kenyataan ini kenyataannya hampir semua rumah ibadah, rumah sakit, pesantren modern, rumah tahfidz dibangun oleh orang yang banyak duit alias kaya, Coba bandingkan ini : (1) si miskin bisa umroh, si kaya juga bisa umroh dan mengumrohkan banyak orang, (2) si miskin bisa sekolah tapi si kaya bisa sekolah dan membangun sekolah yang bermutu, (3) si miskin bisa ke mesjid tapi si kaya bisa ke mesjid dan membangun mesjid yang representatif buat menampung banyak jamaah, (4) si miskin bisa hafal al quran, si kaya juga bisa melakukan hal yang sama sambil membangun rumah tahfidz, (5) si miskin bisa berzikir tapi si kaya juga bisa berzikir dan membangun majelis zikir, (6) si miskin bisa menuntut ilmu tapi si kaya juga bisa menuntut ilmu, memberikan beasiswa dan membiayai majelis ilmu, mendanai penelitian yang bermanfaat bagi sesama. Dengan kekayaan kita lebih mudah menjalankan perintah agama seperti zakat, sedekah, kurban, haji, umrah, syiar, dakwah dan membangun ekonomi syariah. Bagaimana mau rezeki banyak kalau kita memandang kekayaan itu dari segi negatifnya saja?
  • Uang adalah akar dari kejahatan. Uang memang dapat menjadi akar kejahatan jika diperoleh dari jalan yang salah, digunakan pada jalan yang salah dan memberi kontribusi pada meningkatnya kemaksiatan di dunia ini, Tapi uang juiga bisa jadi akar kebaikan. Tergantung uang itu berada di tangan siapa. Kalau uang berada di tangan orang yang baik maka penggunaannya juga berakar kebaikan. Uang itu cuma alat. Yang menentukan baik atau tidaknya uang adalah penggunanya. Lagi-lagi alasannya sama dengan di atas, bagaimana rezeki mau mengalir kalau kita memandang rezeki yang banyak dalam hal ini uang memberi dampak buruk bagi kita?
  • Orang kaya sulit masuk surga. Ah masa sih? Rasulullah SAW, isterinya Sayidina Khadijah, sahabatnya Usman bin Affan adalah orang-orang kaya di zamannya. Tidak mungkin mereka tidak masuk surga bukan? Nabi Ibrahim as adalah orang kaya. Salah satu bukti kekayaannya adalah sekali berkurban ia sanggup memberikan ratusan bahkan ribuan hewan kurban. Belum lagi Nabi Sulaiman pernah berdoa kepada Allah agar dijadikan orang terkaya sepanjang sejarah dan doanya itu dikabulkan Allah. Apakah anda berani mengatakan para nabi ini tidak masuk surga? Justru orang kaya bisa lebih mudah masuk surga jika harta kekayaan dan rezeki yang dimilikinya diperoleh dari jalan yang baik, dipergunakan pada jalan yang baik serta memberi manfaat pada orang banyak. Siapa yang sanggup membangun rumah ibadah, mesjid mushala, rumah tahfidz, majelis zikir, pesantren, islamic center, perpustakaan besar dengan koleksi buku islami yang lengkap, orang kaya bukan? Karena membangun semua itu butuh uang banyak. Bagaimana rezeki mau mendatangi jika kita takut untuk menerimanya karena alasan sulit masuk surga? (geleng-geleng kepala
  • Kaya miskin adalah takdir, mungkin juga kebetulan. Salah ! Kaya dan miskin itu bukan takdir, melainkan pilihan. Andaikata takdir sekalipun, toh masih bisa diubah. Pakai otak kanan dan munculkan kreativitas anda. Bukankah bagiNya semua serba mungkin? Semakin kita menyalah-nyalahkan takdir, semakin sulit kita keluar dari kesulitan, semakin sulit juga rezeki kita? Menyalahkan takdir artinya kita tidak ridha pada keputusan Allah. Padahal kita masih punya pilihan. Perhatikan rumus ABCD ini. A adalah Allah menciptakan manusia yang diawali dengan kelahiran (B = Birth), dan diakhiri dengan kematian (D = Death). Diantara B dan D adalah C = Choice alias pilihan. Kitalah yang memilih apakah nrimo dengan kemiskinan atau berani berubah menjemput kekayaan. Tidak ada itu teori kebetulan. Sesuatu terjadi karena ada sebab akibat, Orang kaya karena berpikir, bertindak serta berusaha untuk kaya. Bagaimana rezeki mau datang kalau kita orangnya nrimo dan pasrah dengan nasib?
  • Saya memang kurang beruntung. Seberapa beruntungkah rezeki anda? Silakan baca di sini. Intinya adalah keberuntungan itu sesuatu yang tidak terjadi begitu saja tapi harus diciptakan. Kalau belum apa-apa anda sudah mengatakan kurang beruntung, itu tandanya anda sendiri yang mengundang ketidak beruntungan untuk selalu berada di sisi anda. Anda memenuhi pikiran dengan kata-kata negatif yang memblok datangnya rezeki, dan itulah yang anda dapatkan. Potensi rezeki yang harusnya lebih banyak malah terblok dan tertahan oleh pikiran negatif anda.
  • Saya orang biasa-biasa saja, mustahil bisa kaya. Semua orang kaya di dunia ini termasuk Bill Gates, Mark Zuckenberg, Donald Trump, atau yang lokal Chairul Tanjung ataupun Aksa Mahmud dulunya dalah orang biasa. Yang makannya sama seperti kita-kita ini, anda dan saya. Tapi bedanya mereka punya pola pikir untuk merubah nasib dan berikhtiar sampai nasibnya betul-betul berubah. Sementara kita, niatnya yang besar, ikhtiar tidak ada. Semua orang memiliki potensi untuk kaya, untuk diberi rezeki yang banyak oleh Allah. Tapi apakah kita sudah memantaskan diri di hadapanNya? Malu dong minta rezeki tapi maksiat jalan terus. Apakah usaha kita sudah maksimal atau hanya setengah? Andalah yang bisa menjawabnya.
  • Saya baik-baik saja. Saya tidak perlu kaya. Kalimat ini kata pakar otak kanan Ippho Sentosa adalah JAMU TOLAK KAYA. Bayangkan di saat sakit mendera tubuh anda, kenapa anda bisa cepat sembuh. Karena anda merasa penting untuk segera sembuh bukan? Meski sakit itu rezeki tapi rasanya tetap tidak enak. Lalu mengapa sekarang anda tidak kaya-kaya, sukses juga tidak? Mungkin karena anda tidak merasa penting (urgent) untuk segera kaya dan sukses. Kekayaan itu perlu usaha minimal melalui pikiran yang kaya. Bukan tiba-tiba uang masuk ke rekening atau kantong kita nyelonong dengan suksesnya.
  • Memang sih saya bisa kaya, tapi... Kalau mau kaya tidak pakai tapi-tapian. Kata "tapi" itu tandanya ragu atau mencari pembenaran kenapa saya tidak kaya atau sukses atau rezekinya pas-pasan. Ngomong-ngomong di dunia ini adakah jatah bagi orang yang ragu? Ada ! Tentu saja. Jatah yang diperoleh itu jatah sisa. sisa-sisa dari orang yang yakin bisa kaya. Biar anda lontarkan seribu doa, jutaan pengharapan, segunung impian, serangkaian ibadah, serombongan ikhtiar tapi tak punya keyakinan itu bullshit namanya alias omong kosong. Kalau kita tidak yakin artinya kita tidak yakin pada kemampuan diri untuk mencari rezeki. Dan yang paling parah kita tidak yakin pada kemampuan Allah memberi kita rezeki? Kita meragukan Allah?
  • Sangat sulit untuk menjadi kaya. Benarkah? Lalu kenapa ada orang yang bisa kaya? Padahal kita dikasi sumberdaya yang sama. Keyakinan dan pemahaman itulah kuncinya. Seberapa besar keyakinan anda dan seberapa benar pemahaman anda terhadap kekayaan maka sebesar itu pula potensi kekayaan anda. Kalau belum apa-apa sudah menyerah dengan anggapan jadi orang kaya itu sulit, mending miskin aja deh, yang penting bisa makan saja sudah untung. Keyakinan yang kecil dan pemahaman yang salah menyebabkan potensi kekayaan anda juga kecil.
  • Saya sukanya barang gratisan. Saya sudah bahas topik ini pada tulisan yang lalu, silakan dibaca, rezeki ngacir karena suka minta gratisan.
Ingatlah rumus kekayaan ini :

Keyakinan Besar (KB) x Pemahaman Benar (PB) = Potensi Kekayaan BESAR (PKB)

Keyakinan Kecil (KK) x Pemahaman Salah (PS) = Potensi Kekayaan KECIL (PKK)

  • Bercita-cita menjadi kaya, berarti percaya pada kekayaan Allah.
  • Bermimpi besar, berarti percaya pada kebesaran Allah
  • hanya menginginkan hal yang remeh temeh artinya meremehkan kemampuan Allah.
Tinggal anda yang memilih, mau PKB atau PKK? Silahkan perbiki K dan P anda menjadi KB dan PB. Buang jauh-jauh KK dan PS. Selamat mencoba !

Wallahu alam.

Comments

Popular posts from this blog

Bolehkah Menolak Rezeki?

Doa Agar Rezeki Tak Terputus

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)